Blog untuk Pendidikan

Selasa, 28 Februari 2017

Komunitas Blogger Pontianak Adakan Kopdar

SampanPesisir - Komunitas Blogger Pontianak atau yang lebih dikenal dengan sebutan Buda' Blogger kembali mengadakan kopdar kedua di tahun 2017 pada selasa (28/02) malam. Bertempat di Gerage Cafe yang terletak di Jalan Iman Bonjol Pontianak atau lebih tepatnya berada di samping Hotel 95. Kopdar ini dihadiri oleh 33 anggota aktif blogger-blogger luar biasa dari Kota Pontianak dan sekitarnya.


Kopdar (kopi darat) Blogger adalah program rutin yang dilaksanakan oleh Komunitas Blogger Pontianak setiap sebulan sekali sebagai ajang pertemuan tatap muka anggota komunitas untuk berbagi kepada sesama blogger mengenai pemanfaaatan blog, mendapatkan penghasilan dari blog, dan penguatan jejaring antar blogger dan komunitas.

Keuntungan yang didapat dari kopdar blogger, diantaranya :
  • Terjalin komunikasi aktif, nyata, dan terbuka,
  • Saling mengenal satu sama lain sesama anggota komunitas,
  • Mempererat tali persaudaran rasa kekeluargaan, pertemanan, dan kekerabatan,
  • Memecahkan segala bentuk permasalahan yang muncul jika ada, mencari solusi dan jalan keluar,
  • Membuka wawasan cakrawala dalam membina relation/hubungan antara sesama member aktif-pasif, baru-lama, dan tua-muda,
  • Untuk saling membina hubungan baik dan menjaga nama baik antar sesama.

Tepat pukul 19.00 WIB, lokasi acara sudah mulai dipadati oleh anggota komunitas. Sembari menunggu anggota yang lainnya datang, mereka saling bertukar cerita dan berkenalan kepada anggota yang baru bergabung, serta mengisi daftar absensi kehadiran. Acara kopdar dimulai tepat pukul 20.00 WIB dan diawali dengan sambutan dari ketua komunitas blogger Pontianak.

Perkenalan satu per satu anggota KBP yang hadir

Setelah sambutan dari ketua, acara dilanjutkan dengan perkenalan satu per satu anggota yang hadir. Senyum dan semangat menyemarakkan suasana ruangan yang penuh cerita. Tawa dan canda seakan menghibur para anggota yang datang. Tidak menegangkan dan tidak terlalu formal, anggota yang hadir pun semakin aktif mengikuti jalannya acara.

Tahap perkenalan selesai, dilanjutkan sesi pertanyaan atau sharing permasalahan yang tengah dihadapi. Segala bentuk pertanyaan atau permasalahan yang muncul. Dengan rasa kekeluargaan dan tanggung jawab, sesama anggota akan mencari solusi dan jalan keluar guna tetap menjaga komitmen & munjunjung tinggi harkat, martabat dan kaidah berorganisasi atau berkelompok dalam satu wadah komunitas.

Berdiri Sama Tinggi, Duduk Sama Rendah. Peribahasa tersebut sangat tepat untuk menggambarkan filosofi dari komunitas blogger Pontianak. Saya selaku salah satu pengurus komunitas ini berharap agar dengan seringnya melakukan kopdar blogger, bisa saling bertukar informasi, wawasan, pengalaman, ide & konsep demi kemajuan bersama atas dasar kepentingan Organisasi.

Dare Blogger, itulah sebutan anggota KBP yang perempuan.

Selain itu, berkumpul bersama teman-teman baru akan membuat suasana baru guna menghilangkan kejenuhan beraktifitas di pekerjaan atau rutinitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Kesan yang mendalam selalu menjadi dampak pasca kopdar, sehingga selalu menimbulkan keinginan-keinganan berikutnya untuk bisa kumpul bareng lagi dalam suasana asik, hangat, penuh canda tawa, dan kekeluargaan.

Sobat blogger yang berdomisili di Kota Pontianak dan sekitarnya, mari bergabung bersama kami di KOMUNITAS BLOGGER PONTIANAK. Temukan dunia baru bersama buda' blogger. Untuk kamu yang sudah lama menekuni dunia blogging ataupun yang baru memulai untuk terjun. Silahkan isi form bit.ly/BloggerPontianak dan kamu akan di follow up untuk menjadi anggota resmi Buda' Blogger.

Kebiasaan anggota KBP dikala acara berakhir, selfie

Dunia Maya tanpa batas, Dunia Nyata yang Berkelas. SALAM Buda' Blogger !!!

Senin, 27 Februari 2017

Legenda To' Kullup di Sambas

SampanPesisir - Cerita rakyat dari Bumi Tarigas Sambas sudah diambang kepunahan, generasi penerus sudah sepantasnya untuk menjadi garda depan melestarikan peninggalan leluhur terutama cerita rakyat yang banyak memberikan pesan moral kepada generasi-genarasi rakyat Sambas. 

Berangkat dari permasalahan diatas, misterpangalayo.com akan menulis sebuah cerita legenda yang sering saya dengar dari orang tua sebagai penghantar tidur. Sebelumnya saya mohon maaf apabila dalam penulisan artikel ini jauh dari kata sempurna. Hanya menulis untuk men-sounding sebuah cerita legenda yang menarik untuk dibaca. Dan kita sebagai generasi penerus selayaknya harus membangkitkan budaya kita dalam inovasi baru melalui blog. 


Berikut adalah cerita selengkapnya, Selamat Membaca.

Cerita legenda Datok Kullup erat kaitannya dengan legenda Bujang Nadi dan Dare Nandung. Datok Kullup adalah adik dari Bujang Nadi dan Dare Nandung, beberapa tahun setelah kematian kedua saudaranya lahirlah Datok Kullup. Disebut Datok Kullup, karena pada saat hendak disunat, kemaluan sang Datok tidak mempan terkena benda tajam. Datok Kullup dipercaya dengan kekebalan tubuhnya terhadap benda-benda tajam.

Jauh sebelum Kesultanan Sambas berdiri, budaya sunat sudah dilakukan oleh pribumi Sambas pada waktu itu. Budaya tersebut merupakan salah satu peninggalan dari budaya nenek moyang leluhur Sambas yaitu bangsa Austronesia (Slametmuljana, 1989). Slametmuljana mengatakan ciri-ciri lainnya adalah gemar makan bonto'/boto' (ikan yang dibusukkan), suka melapis gigi dengan emas, rumah-rumah didirikan di atas tiang bukan karena tanahnya becek (rumah panggung), tidak memakan anjing karena sakral, dalam menghitung menggunakan kata bilangan bantu seperti ekor, orang, belah dan sebagainya.

Datok Kullup adalah anak ketiga dari Raja Tan Unggal. Datok Kullup sejak lahir sudah ditinggalkan permaisuri selama-lamanya. Permaisuri meninggal dunia ketika melahirkan Datok Kullup. Sehingga dayang kerajaan pun diberi tugas dari Raja Tan Unggal untuk merawat dan membesarkan Datok Kullup. Sang dayang kerajaan menjaga dan merawat Datok Kullup dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Beranjak dewasa, dimana saatnya Datok Kullup harus disunat. Beberapa orang bilal kerajaan (orang yang bertugas untuk melaksanakan proses ritual sunat) pun datang ke kerajaan untuk menyunat Datok Kullup. Namun apa yang terjadi, karena kekebalan yang dimilikinya, bermacam pisau pun dicoba tetapi tidak berhasil. Hingga akhirnya sang bilal menggunakan kapak, tangkin (parang tradisional), hingga kelewang dengan meletakkan ujung zakarnya (kullup) diatas bendul yang terbuat dari kayu belian. Tetap saja tidak membuahkan hasil dan hal tersebut sangat membuat sang bilal pusing 7 keliling.

Berita ini dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok negeri bak jamur di musim hujan. Atas kekebalan seorang pangeran terhadap benda tajam, akhirnya sang pangeran mendapatkan julukan Datok Kullup dari rakyatnya. Bukannya senang, Datok Kullup malah merasa malu atas julukan tersebut. Jikalau ada yang tidak sengaja memanggilnya dengan sebutan Kullup, tentu ia akan berang.

Setalah kejadian tersebut, Datok Kullup malu untuk berhadapan dengan rakyatnya karena malu. Dengan demikian, Raja Tan Unggal membuat sebuah taman yang indah untuk tempat bermain Datok Kullup bersama pengasuhnya. Datok Kullup selalu menghabiskan hari-harinya di taman tersebut. Dengan ditemani oleh burung kesayangannya, yaitu Burung Ruai karena memiliki bulu yang indah.

Hari-hari pun berganti tahun, hingga suatu hari Datok Kullup ingin menyalurkan hobinya yaitu berburu burung di hutan. Dengan ditemani beberapa hulubalangnya, berangkatlah mereka ke arah sebuah bukit yang tidak jauh dari pusat kerajaan. Dengan berbekal beberapa sumpit, tangkitn, dan persediaan makanan, langkah demi langkah mereka pun meneruskan perjalanan ke tengah hutan.

Tibalah mereka di sebuah kaki bukit yang bernama Piantus, melihat hijaunya pemandangan alam dan kesejukan udara yang segar membuat mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Sungguh keindahan alam yang menakjubkan, membuat setiap tatapan mata Datok Kullup terpesona. Tiba-tiba suara burung menyadarkan lamunan Datok Kullup, dengan cepat Datok Kullup mengambil sumpitnya.

Ketika sumpit hendak diacungkan ke arah burung tersebut, burung tersebut berkicau menyerupai suara �kullub-kullub-kullub-kullub�. Datok Kullup sangat terkejut karena burung tersebut seolah meledeknya dengan sangat lantang. Tanpa pikir panjang, Datok Kullup langsung menyumpitnya namun tidak terkena sasaran. Burung itu langsung terbang ke arah hutan bambu, Datok Kullup terus berlari sekencang-kencangnya dengan perasaan marah yang membara.

Konon, jalanan yang dilaluinya ketika mengejar burung tersebut meninggalkan bekas, dan lambat laun terus melebar dan membentuk sebuah sungai yang di sebut Si Jangkung. Nama lain Datok Kullup adalah Jangkung. Jangkung memiliki postur tubuh yang kekar dan tegap, tinggi badannya sekitar 2,48 meter jauh lebih tinggi dari tinggi badan Raja Tan Unggal, ukuran kakinya 49 inchi, giginya lengkap tidak seperti ayahnya Raja Tan Unggal.

Burung tersebut membuat pusing Datok Kullup, ke sana kemari si burung itu terbang, hingga akhirnya balik arah menuju Bukit Piantus. Dengan sisa tenaga yang ada serta berselaput hawa marah dan kecewa yang amat sangat. Datok Kullup masih terus mengejarnya dan ketika berada di pertengahan bukit, Datok Kullup terjatuh karena terlalu gegabah berlarinya. Hingga telapak kakinya meninggalkan bekas dan saat ini masih bisa disaksikan di Bukit Piantus.

Kini, Datok Kullup kehilangan jejak burung tersebut. Datok Kullup merasa malu karena selain rakyatnya, burung pun ikut-ikutan mengejek dirinya. Lalu ia memutuskan untuk tidak kembali ke istana kerajaan dan lebih memilih tinggal di Bukit Piantus bersama hulubalangnya. Hingga akhirnya, Datok Kullup wafat dan dimakamkan di pertengahan Bukit Piantus oleh hulubalangnya yang masih bertahan menemaninya. Saat ini, kuburan Datok Kullup masih dapat kita saksikan. Sementara telapak kakinya berada di area hutan bambu di Bukit Piantus juga.

Dewasa ini, wilayah tempat tinggal Datok Kullup sudah ramai penduduk sekitar 22.836 jiwa dan daerah tersebut diabadikan menjadi nama kecamatan, yaitu Kecamatan Sejangkung (Sijangkung). Daerah Sejangkung sekarang dibelah oleh Sungai Sambas Besar dan anak-anak sungainya, yaitu: Sungai Sajingan, Sungai Maklebar, Sungai Al Anas, Sungai Bejongkong, Sungai Sada'an, Sungai Acan, dan Sungai Emas.

*Disclaimer: Cerita ini ditulis berdasarkan cerita yang admin dengar ketika waktu kecil sebagai penghantar tidur.

Sabtu, 25 Februari 2017

Asal Usul Pekong Kaki Bengkayang

SampanPesisir - Pekong atau Toa Pe Kong adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Kalimantan Barat dan Indonesia pada umumnya. Oleh orang Tionghoa, Pekong juga terkadang disebut Klenteng dan juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian. Te Pe Kong selalu menjadi ciri khas dari rentetan perayaan hari raya Imlek.

Di Kalimantan Barat terdapat sebuah komunitas Hakka Tionghoa yang banyak tersebar di bekas wilayah Kesultanan Sambas, yang sekarang secara administratif berada di Kabupaten Sambas, Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang. Hakka Tionghoa di wilayah tersebut datang secara bergelombang ratusan tahun yang lalu yang berasal dari dataran Tiongkok selatan, yaitu Provinsi Guangdong.

Ada sebuah pepatah Tiongkok mengatakan "Di mana ada sinar matahari, disana pasti ada orang Tionghoa". Sedangkan orang Hakka juga mempunyai sebuah pepatah yang mengatakan "Dimana ada orang Tionghoa, disana pasti ada orang Hakka". Seperti suku bangsa lainnya di Indonesia, orang Tionghoa di Indonesia juga mempunyai cerita rakyat yang wajib untuk diketahui.

Klenteng Sam Po Kong di Semarang (Jawa Tengah)


Berikut adalah sebuah cerita rakyat Hakka Chinese dari daerah yang disebut Sungai Raya Kepulauan, secara administratif berada di Kabupaten Bengkayang. Sebuah cerita perjalanan seorang Tionghoa dari Tiongkok hingga tiba di pesisir Kalimantan Barat. Cerita ini juga pernah diceritakan oleh Zulkifli, dkk dengan judul Pekong Kaki : Antologi Cerita Rakyat Sui Raya Kepulauan.

Dari kejauhan terlihat sebuah bangunan tepat di kaki gunung di pinggir jalan raya yang tampak megah disinari mentari pagi. Walaupun warnanya sudah agak kusam, tetapi bangunan tersebut masih menjadi sebuah tempat beribadah yang layak bagi agama penganutnya. Bangunan tersebut terletak di Desa Sungai Raya, tepatnya di Dusun Pembangunan. Bangunan itu terkenal dengan sebutan Pekong Kaki. Sejarah bangunan Pekong Kaki sudah berusia ratusan tahun. Berawal dari seorang tokoh bernama Sam Po Kong. Konon, orang tersebut mempunyai kesaktian yang sangat luar biasa.

Menurut legenda, sewaktu beliau berangkat dari negeri Tiongkok, Sam Po Kong berlayar bersama cucunya menuju bumi nusantara. Dalam pelayaran, Sam Po Kong bersama cucunya berlayar bukan menggunakan sebuah kapal ataupun perahu layar tetapi mereka menaiki sebuah lesung yang amat besar. Lesung tersebut dijadikan seperti perahu layar umumnya. Mereka pun mulai berlayar dan mengarungi samudera menggunakan lesung tersebut.

Selang beberapa waktu pelayaran, tibalah mereka di pulau Kalimantan.

"Bagaimana kita akan melewati dataran tersebut sedangkan kita jauh dari laut dan tidak melewati sungai?" tanya sang cucu.

"Cucuku kamu tenang dan jangan khawatir. Kamu turuti saja perintah kakek dan jangan sekali-kali kamu melanggarnya." Jawab sang kakek.

Lalu cucunya kembali bertanya, "Apakah gerangan yang harus saya lakukan kek?"

"Kamu pejamkan saja matamu dan jangan buka sampai kakek memerintahkan untuk membukanya!" perintah sang kakek.

Lalu si cucu pun memejamkan matanya sehingga ia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Setelah itu, sang kakek langsung menerbangkan lesung yang mereka kendarai menggunakan kesaktian yang ia miliki.

Selang beberapa waktu, timbul rasa penasaran di dalam benak sang cucu untuk mengetahui apa gerangan yang sedang terjadi. Tanpa sepengetahuan sang kakek si cucupun membuka matanya. Alangkah terkejutnya ia setelah mengetahui sebuah peristiwa yang aneh sedang berlangsung di dalam perjalanannya dengan sang kakek. Sang cucu merasa sangat terkejut karena perahu yang mereka gunakan untuk berlayar tadi kini sedang terbang di udara.

Karena cucu Sam Po Kong telah melanggar perintah sang kakek, maka apa yang ditakutkan Sam Po Kong pun terjadi. Lesung yang mereka tumpangi tiba-tiba saja jatuh sehingga sang kakek secara spontan melompat dari lesung dan jatuh tepat di atas bongkahan batu besar (Gunung Bunga/Gunung Gosong). Teringat akan cucunya yang masih ada di dalam lesung, Sam Po Kong pun berusaha untuk menahan lesung agar tidak hancur karena terhempas ke tanah.

Sam Po Kong berpijak sangat kuat disebuah batu. Saking kuatnya menahan lesung. Kini batu bekas pijakan meninggalkan bekas berbentuk telapak kaki Sam Po Kong. Setelah berhasil menyelamatkan cucunya, Sam Po Kong dan cucunya kembali melanjutkan perjalanan melalui sungai (Sungai Raya) melewati Selat Karimata dan menuju ke Pulau Jawa.

Untuk mengenang peristiwa tersebut maka didirikanlah sebuah vihara kecil atau yang kita kenal dengan nama pekong. Nama Pekong Kaki digunakan karena di tempat tersebut terdapat sebuah batu besar yang berbekas telapak kaki Sam Po Kong.

Menurut kepercayaan orang-orang Tionghoa, kejadian luar biasa itu dianggap sebuah keramat. Oleh sebab itu, sampai saat ini di Desa Sungai Raya setiap tanggal 10 bulan 10 kalender Imlek selalu mengadakan sebuah upacara atau peringatan hari besar yang diberi nama Hari Sam Po Kong.

Sekedar informasi tambahan, Sam Po Kong tiba di tanah Jawa tepatnya Semarang. Bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama, berdiri sebuah pekong yang bernama Klenteng Sam Po Kong. Terdapat tulisan "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an" di klenteng tersebut.

Menurut cerita Tionghoa Semarang, Sam Po Kong adalah seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Oleh masyarakat Tionghoa Semarang, Sam Po Kong dianggap dewa, walaupun sejatinya Sam Po Kong adalah seorang muslim. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Jumat, 24 Februari 2017

Republik Pertama di Bumi Nusantara yaitu Republik Lanfang

SampanPesisir - Republik Lanfang adalah sebuah perkumpulan kongsi Hakka Chinese di Kalimantan Barat. Pendirinya bernama Lo Fang Pak (Luo Fangbo) pada tahun 1777 sampai berakhir dengan pendudukan Belanda pada tahun 1884. Republik Lanfang adalah salah satu republik modern awal di dunia dan repbulik pertama di tanah Nusantara yang sekarang disebut Indonesia.

Lambang Republik Lanfang

Bapak pendiri Republik Lanfang adalah Luo Fangbo (Lo Fang Fak), yang berasal dari Meizhou di Provinsi Guangdong pada tahun 1738, bertepatan pada masa pemerintahan tahun ketiga Dinasti Qing. Luo Fangbo mulai bertualang pada usia 34 tahun. Dia merantau ke Kalimantan Barat saat ramainya orang mencari emas (Gold Rush), dengan menyusuri Han Jiang menuju Shantao, sepanjang pesisir Vietnam, dan akhirnya berlabuh di Kalbar (Wilayah Kesultanan Sambas) pada usia sekitar 41 tahun yaitu pada sekitar tahun 1774 M.

Lukisan Lo Fang Pak di Kelenteng Sungai Purun Besar, Kabupaten Mempawah

Pemukim Cina telah lama tinggal di Kalimantan, dengan sebagian besar terlibat dalam perdagangan dan pertambangan. Mereka membentuk perusahaan mereka sendiri, di antaranya adalah Southern Company yang dipimpin oleh Luo. Asal muasal daerah para pendatang Tionghoa di Kalimantan seperti halnya Lo Fang Pak, umumnya berasal dari Guangdong [Schaank , p10]. Suku-sukunya antara lain Hakka dan Hoklo [Fulao, Schaank , p11]. Para pekerja tambang itu pada mulanya sudah memiliki banyak sekali perhimpunan, namun lambat laun membentuk ikatan lebih besar yang disebut Kong-si.

Pada Tahun 1776 terdapat 12 Kongsi di wilayah Kesultanan Sambas yang berpusat di Montradok dan 2 buah Kongsi di wilayah Panembahan Mempawah yang berpusat di Mandor menyatukan diri dalam wadah lembaga yang bernama Hee Soon untuk memperkuat persatuan di antara mereka dari ancaman pertempuran antara sesama Kongsi seperti yang telah terjadi antara Kongsi Thai Kong dan Lan Fong pada tahun 1774. Salah satu dari 12 Kongsi yang berasal dari wilayah Kesultanan Sambas adalah Kongsi Lanfong yang dihidupkan lagi oleh Luo Fangbo (Lo Fang Fak) dengan Lo Fong Pak sendiri yang menjadi ketuanya.

Setahun kemudian yaitu pada tahun 1777 M Lo Fong Pak memindahkan lokasi Kongsi Lan Fong ke lokasi lain di mana lokasi Kongsi Lan Fong yang baru ini tidak lagi diwilayah Kesultanan Sambas tetapi adalah di wilayah Panembahan Mempawah yaitu Mandor (Tung Ban Lut). Dalam masa pemerintahannya, Luo melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi, termasuk gagasan bahwa semua urusan negara harus melibatkan konsultasi warga republik ini.

Luo Fang Bo Memorial

Luo dalam masa kepemimpinannya telah menjalankan system perpajakan [belasting] termasuk pajak perjudian [speeltafels] , dan mempunyai kitab undang undang hukum, menyelenggarakan system pertanian dan pertambangan yang terarah, membangun jaringan transportasi, penjualan opium [verkoop van opium], arak [belasting op de particuliere arak stokerijen] . [Schaank , p99-104] .

Ketika Luo mendirikan Kongsi Lan Fang atau Lan Fang Kongsi, belum ada pemerintahan yang menguasai daerah tersebut. Maka semua hukum dan undang-undang yang berlaku disitu beliau yang menyusunnya. De Groot sangat kagum sejumlah pendatang campur-aduk yang berasal dari kaum petani biasa di Tiongkok mampu mendirikan negara dengan organisasi yang rapih dan terpimpin dimana berlaku hukum, ketertipan dan disiplin. [De Groot , 1885]

Bendera Republik Lanfang  dengan tulisan dalam bahasa Mandarin "Lan Fang Ta Tong Chi"

Luo juga menciptakan seperangkat eksekutif, legislatif, dan lembaga peradilan. Republik ini tidak memiliki militer pada umumnya, namun memiliki kementerian pertahanan yang diberikan milisi nasional berdasarkan wajib militer. Masyarakat republik / kongsi tersebut kebanyakan terlibat dalam pertanian, produksi, perdagangan, dan pertambangan. Divisi administrasi Lanfang ini dibagi menjadi tiga tingkatan (provinsi, prefektur, dan kabupaten) dan orang-orang dipilih secara demokrasi untuk menjadi pemimpin. Lanfang bersekutu dengan Sultan Abdurrahman dari Kesultanan Pontianak.

Koin Republik Lanfang || Credit: alvinology

Van Rees seorang Belanda , memberi kesaksian tentang pergaulan sama rata di kongsi-kongsi itu. Orang yang berpangkat paling tinggi duduk berdampingan dengan kuli yang paling miskin. Menurut van Rees didalam penghidupan sehari-hari orang Tionghoa tidak mempersoalkan tingkat dan pangkat. Penguasa sipil Sambas bernama Muller dan seorang pejabat Belanda bernama Veth juga menyaksikan hubungan sama-rata.

De Groot selanjutnya: �Orang yang terendah pun setiap waktu dapat menghubungi pimpinan. Tiada pemimpin yang merasa tersinggung bila seorang dari rakyat-biasa memasuki ruang kerjanya untuk membicarakan urusan-urusan kecil. Bila bertemu dipersimpangan jalan, pemimpin dan rakyat-biasa saling menyambut dengan ramah.

Para saksi mata juga kagum tenaga kerja orang-orang Tionghoa. Hutan ditebang dan tanah yang tidak begitu subur dijadikan sawah, kebun gula dan kebun buah-buahan. Dikatakan tiada suku lain di dunia dalam keadaan yang sama dapat mewujudkannya. Bekerja dibawah terik panas matahari daerah khatulistiwa dari subuh hingga matahari terbenam, dipersukar oleh kekuasaan Belanda, tanpa perlindungan dari pemerintah tanah leluhur, tanpa modal, hanya dengan kecerdikan dan semangat-berusaha (spirit of enterprise). Menjalin hubungan keluarga dengan penduduk non-tionghoa setempat melalui pernikahan, secara umum terjadi sedari permulaan. Mendirikan sekolahan-sekolahan merupakan salah satu usaha yang utama, sekalipun didesa-desa yang kecil. Diantara kaum Tionghoa sukar dijumpai orang yang buta-huruf.

Mereka disukai penduduk setempat sebagai tenaga yang berharga. Tidak seperti pihak Belanda yang dimana-mana datang dengan kapal perang, serdadu dan senapan. Dengan suku Dayak Batang-lupar dan Punan yang ditakuti sebagai pengayau (penggorok kepala) pun orang-orang Tionghoa dapat memelihara hubungan yang baik. Sedangkan tidak ada orang Eropa yang berani berhadapan dengan suku-suku tersebut tanpa pengawal yang kuat. Demikianlah kesaksian pejabat-pejabat Belanda jaman itu.

Kedatangan orang-orang Hakka semacam Lo Fang Pak dan teman-temannya relatif tidak menimbulkan gesekan sosial. Sebab, orang Hakka dikenal mampu membawa diri, ibarat pepatah dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Di samping itu, sebagai pendatang, mereka juga punya keterampilan.

Luo meninggal pada tahun 1795, tahun kedua dideklarasikannya Daerah Otonomi Khusus tersebut (1793). Ia telah hidup di Kalimantan lebih dari 20 tahun. Pada usia ke 47 berdirinya Kongsi Lan Fong tersebut, yaitu pada masa pemerintahan Ketua Kongsi kelima, Liu Tai Er (Hakka: Liu Thoi Nyi), Belanda mulai aktif melakukan ekspansi di Indonesia dan menduduki wilayah tenggara Kalimantan.

Liu Tai Er terbujuk oleh Belanda di Batavia (kini Jakarta) untuk menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Belanda. Penandatanganan kesepakatan tersebut kemudian membuat Kongsi Lan Fong dalam pengaruh Belanda. Munculnya pemberontakan penduduk asli semakin melemahkan Kongsi Lan Fang. Kongsi Lan Fang kemudian kehilangan otonomi dan beralih dari daerah dibawah naungan Sultan Pontianak menjadi sebuah daerah protektorat Belanda. Belanda membuka perwakilan kolonialnya di Pontianak dan mengendalikan sepenuhnya Kongsi Lan Fong dengan melantik Ketua Kongsie sebagai regent.

Pada tahun 1884, Kongsi Thai Kong yang berpusat di Montradok menolak diperintah oleh Belanda, sehingga Kongsi Thai Kong diserang oleh Belanda. Belanda berhasil menduduki Thai Kong Kongsi, namun kongsi tersebut mengadakan perlawanan selama 4 tahun. Perlawan Kongsi Thai Kong terhadap Belanda ini juga kemudian melibatkan Kongsi Lan Fong sehingga Kongsi Lan Fong kemudian juga diserang Belanda dan ditaklukkan Belanda, menyusul kematian Liu Asheng (Hakka: Liu A Sin), Ketua Kongsi Lan Fong yang terakhir. Sebagian warga Kongsi Lan Fong kemudian mengungsi ke Sumatera, Pulau Tumasik (Singapura sekarang).

Kejayaan Lan Fang, kemudian berlanjut di Pulau Tumasik. Lee Kuan Yew pendiri negara Singapura adalah salah satu dari keturunan dari Republik Lanfang. Kakek dari Lee Kuan Yew lahir di Singapura pada 1865 dan menikah dengan Neo Ah Soon, seorang perempuan Hakka Chinese dari Pontianak. Hakka Chinese menjadi minoritas di Singapura. Tapi, memainkan peran penting dalam mendirikan Kongsi Lan Fang yang kedua di Pulau Tumasik yang bernama Singapura.

Daftar Ketua Kongsi yang pernah memimpin Daerah Otonomi Kongsi Lanfang (1777 - 1793 ) dan Daerah Otonomi Khusus Kongsi Lanfang dari tahun 1793 - 1884.

Nama Ketua Kongsi Periode Keterangan
Lo Fangpak 1777-1795     Pendiri Kongsi Lanfang di Mandor pada tahun 1777
Kong Meupak 1795-1799     Perang dengan Panembahan Mempawah
Jak Sipak 1799-1803     Konflik dengan orang Dayak dari Landak
Kong Meupak 1803-1811
Sung Chiappak 1811-1823     Ekspansi tambang di Landak
Liu Thoinyi 1823-1837     Sudah di bawah pengaruh kolonial Belanda
Ku Liukpak 1837-1842     Konflik dengan Panembahan Landak dan kemerosotan  kongsi
Chia Kuifong 1842-1843
Yap Thinfui 1843-1845
Liu Konsin 1845-1848     Pertempuran dengan orang Dayak dari Landak
Liu Asin 1848-1876     Ekspansi tambang ke kawasan Landak
Liu Liongkon 1876-1880
Liu Asin 1880-1884      Kejatuhan Lanfang Kongsi pada tahun 1884

Lan Fang Kongsi yang dirintis oleh Lo Fang Pak ini berusia 107 Tahun dan lebih lama daripada negara persatuan Jerman bentukan Bismarck, yang setelah kira-kira 75 tahun pecah menjadi Jerman Timur dan Barat. Ditambah 12-13 tahun setelah dipersatukan lagi juga belum 100 tahun. Belgia terbentuk tahun 1830 hingga kini 173 tahun dan dengan demikian berumur kurang daripada self-government orang-orang Tionghoa di Palembang yang menurut Victor Purcell berlangsung selama 200 tahun.

Map Republik Lanfang


REFERENSI :

S.H. Schaank , �De Kongsi�s Van Montrado : Bijdrage Tot De Geschiedenis en De Kennis van Het Wezen Der Chineesche Vereenigingen Op De Westkust van Borneo , Batavia , 1893 dalam Ivan Taniputera , �Resensi Buku De Kongsi�s Van Montrado� , Budaya Tionghoa , 30 November 2011

Zhou Nanjing , p394

Benny Setiono , p189-193

Kao Cungxi , �The Book Hakka People � Jews Of The Orient� dalam Dr Irawan , Dr Fritz Hong , �Republik Pertama Di Nusantara � Lanfang� , Mailing-List Budaya Tionghua No 11242 , Budaya Tionghoa No 1505

Dr. J.J.M. de Groot , �Het Kongsiwezen van Borneo� , 1885 , Lihat Sie Hok Tjwan

Willer , �Kronijk (chronicle) Van Mampawa En Pontianak� , Lihat Sie Hok Tjwan

Sie Hok Tjwan , � Sejarah Keturunan Tionghoa Di Asia Tenggara Yang Tidak Dikenal Khalayak Ramai � Kalimantan Barat�, Mailing-List Budaya Tionghua No 1489 � 24 Maret 2004 , Budaya Tionghoa No 158

https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Lanfang
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1726-lo-fang-pak-1738-1795-pendiri-lan-fang-kongsi

Selasa, 21 Februari 2017

Asal Usul Desa Sepinggan Sambas

SampanPesisir- Cerita rakyat yang berkembang di Sambas disampaikan oleh nenek moyang secara lisan dan turun-temurun. Biasanya cerita disampaikan oleh tukang cerita sambil duduk-duduk di suatu tempat kepada siapa saja, anak-anak dan orang dewasa. Bahkan ada juga sebagai cerita penghantar tidur anak-anak, selain berfungsi untuk menghibur melainkan dengan penuh kesabaran penutur cerita ingin menyampaikan nilai-nilai luhur kepada generasi penerusnya.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia di kabupaten Sambas banyak ditemui jenis cerita rakyat atau lebih dikenal dengan istilah dongeng. Setiap cerita rakyat memiliki fungsi dan tujuan yang hendak disampaikan kepada masyarakatnya. Salah satunya adalah Asal Usul Desa Sepinggan, cerita rakyat yang berasal dari Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.


Berikut adalah cerita rakyat berjudul Asal Usul Desa Sepinggan yang berhasil misterpangalayo.com rangkum. Cerita di bawah ini menggunakan alur maju atau kronologis karena diceritakan dari awal sampai akhir. Referensi penulisan artikel ini bersumber dari buku yang berjudul "Antologi Cerita Rakyat Semparuk" Edisi cetakan pertama, Oktober 2016. Balai Bahasa Kalimantan Barat.

Pada zaman dahulu terdapat sebuah hutan lebat yang ditumbuhi pepohonan besar dan rimbun. Di hutan itu hidup beraneka macam hewan, seperti harimau, ular, bekantan, dan orang hutan. Setiap hari terdengar suara hewan-hewan itu bersahut-sahutan, raungan harimau, desisan ular, teriakan orang hutan dan kicauan burung menyemarakkan suasana hutan tersebut. Di sekitar hutan tersebut terdapat dua desa, yaitu Desa Sungai Baru dan Desa Puting Beliung.

Hari itu, matahari bersinar hangat di ufuk timur, embun yang menggantung di ujung dedaunan, kicauan burung terdengar merdu bersahut-sahutan menyambut pagi yang cerah. Orang-orang yang tinggal di dekat hutan tersebut, yang berasal dari berbagai daerah seperti Sungai Baru dan Puting Beliung berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Mereka berencana membuka hutan itu menjadi sebuah desa.

Kepala desa berkata,�Bapak-bapak dan ibu-ibu kita berkumpul di sini untuk sama-sama berembuk mengenai rencana kepindahan kita.�

�lya, kami setuju akan rencana kepindahan kita, tapi kita pindah kemana?� sahut seorang warga yang bernama Aloi.

�inilah yang akan kita rembukkan Pak Aloi, bagaimana baiknya kepindahan kita itu dan tujuan kita pindah. Saya telah memikirkan hal ini bagaimana kalau kita membuka hutan saja? Tetapi, kalau ada warga yang memiliki usul lain yang lebih baik, silahkan saja.�

�Saya juga telah berpikir akan hal itu, Pak. memang hanya itu pilihan yang kita punya. Bila kita pindah ke tempat lain akan memakan banyak waktu, perjalanan yang harus kita tempuh juga jauh. Jadi saya setuju akan usul bapak,� ujar Pak Mude.

�lya, saya setuju,� sahut seorang warga.

�Setuju,� warga yang lain menimpali dengan bersemangat.

�Kami juga setuju, hutan itu subur. Kita akan sejahtera bila tinggal di sana. Desa kita ini tidak bagus lagi, gersang, mata air pun sering kering,� ujar penduduk yang lain.

Rencana membuka hutan tersebut dianggap sangat bijak sehingga semua orang setuju. �Baik�baik�bila sudah sepakat maka kita akan membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal baru kita,� kata Kepala desa dengan bijaksana.

Sedikit demi sedikit mereka mulai membersihkan pepohonan yang ada di hutan itu. Pohon-pohon besar mereka tebang, kayunya mereka jadikan bahan pembuatan rumah. Mereka bergotong royong membangun tempat tinggal untuk seluruh warga desa.

Mereka pun meninggalkan desa mereka, barang-barang mereka yang banyak dibawa menggunakan gerobak. Mereka sangat gembira karena cita-cita mereka untuk memilki tempat tinggal yang baru akhirnya terwujud. Mereka jalan beriringan menuju tempat baru itu dengan bersenda gurau, bernyanyi bersahut-sahutan, dan mengobrol dengan sesama mereka. Raut wajah gembira tampak pada wajah mereka. Gurat-gurat kelelahan di wajah mereka telah hilang tergantikan senyum.

Namun, setelah beberapa lama tinggal di desa itu, mereka tidak betah. Harapan mereka akan kehidupan yang baik telah sirna karena ternyata desa yang mereka bangun dengan susah payah itu angker dan menyeramkan. Mereka merasakan keanehan-keanehan, penampakan makhluk halus banyak berkeliaran. Bahkan, makhluk halus seeing mengganggu mereka siang malam. Hal ini membuat mereka tidak betah.

Malam itu begitu kelam, suara jangkrik terdengar diantara suara angin yang menderu-deru. Warga desa kembali berkumpul untuk membicarakan keanehan-keanehan yang sering mereka alami.

�Apa para warga desa merasakan keanehan yang terjadi? Setiap hari di rumahku selalu ada saja benda yang melayang di udara. Kadang sendok, kadang piring,� kata Pak Long, salah seorang warga desa yang telah berumur lanjut.

�Oi Pak Long, di rumah kami pun begitu. Bahkan kadang ada penampakan nenek ataupun anak kecil yang meringkuk di sudut kamar,� sahut Pak Mude dengan sura pelan.

�Di tempat kami sering terdengar suara orang yang menangis juga tertawa setiap saat. Aku jadi takut bila sendirian di rumah,� sahut seorang ibu dengan sedih.

�Kami sudah tidak tahan di desa ini, terlalu angker,� teriak salah seorang warga.

�Ya, benar. Saya juga sudah tidak tahan, desa ini begitu menyeramkan, masih mending desa kita yang dulu walaupun gersang tak pernah ada makhluk halus yang mengganggu� sambung Pak Aloi.

�lya, saya tidak pernah bisa tenang, makhluk halus itu selalu mengganggu siang malam,� kata seorang pemuda.

�Bagaimana kalau kita pulang saja ke tempat tinggal asal kita dulu.� Usul seorang bapak.

�Setuju,� teriak salah seorang warga.

�lya, kita pulang saja,� kata warga yang lain.

�Baiklah, kami setuju dengan usulan bapak. Rencana itu sangat bijak. Sekarang, kemaskan barang-barang dan pergi dari desa angker ini,� sambung kepala desa. Dari tadi ia hanya mendengarkan saja keluhan warga desanya. la merasa kecewa akan keadaan yang mereka alami.

Tanpa membuang banyak waktu, warga desa segera berkemas meninggalkan desa tersebut untuk kembali ke tempat asal mereka. Kali ini tidak ada lagi senda gurau dan tawa lepas hanya terlihat kesedihan dan kelelahan di raut wajah mereka.

Beberapa hari setelah kepergian mereka dari desa tersebut, datanglah sekelompok orang yang bukan berasal dari daerah sekitar desa itu. Mereka berasal dari tempat yang jauh. Mereka terlihat bingung ketika sampai di desa tersebut karena desa itu kosong tak berpenghuni.

�Akhirnya kita bertemu juga dengan sebuah desa. Hari demi hari yang kulihat hanya hutan belantara, kulihat juga rumah,� kata salah seorang anggota rombongan tersebut.

�Tetapi, desa ini aneh. Kemana para penduduk desa ini pergi? Satu pun tidak ada yang terlihat,� kata pemuda yang bernama Saung.

�Aku pernah mendengar kalau desa ini angker, banyak makhluk halus yang berkeliaran,� kata pemuda yang kedua.

�Mungkin mereka pergi dari desa ini, bukankah begitu?� tanya pemuda pertama.

�Ya, bisa jadi,� jawab pemuda kedua.

�Bagaimana kalau kita menetap dan merawat desa ini?� usul pemuda pertama.

�lya, kami setuju,� kata sekelompok orang pendatang tersebut.

Sekelompok orang yang baru tiba tersebut akhirnya menetap di desa yang telah ditinggalkan itu. Mereka tidak terusik oleh keanehan-keanehan yang ada, makhluk halus yang berkeliaran tidak membuat mereka gentar dan takut. Setelah beberapa lama tinggal di desa itu, beberapa orang mencoba untuk bercocok tanam, membuka ladang. Mereka menanami ladang tersebut dengan tanaman padi. Beberapa bulan kemudian, musim panen pun tiba. Mereka sangat gembira karena sebentar lagi mereka akan menikmati jerih payah mereka. Beramai-ramai mereka memanen padi yang mereka tanam dan rawat berbulan-bulan. Namun,mereka sangat kecewa karena hasil jerih payah mereka ternyata tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

Hasil panen padi yang seharusnya melimpah setelah dikumpulkan ternyata banyak yang tidak bagus, banyak yang hanya selongsongnya saja, isinya tidak ada/kosong. Panen padi itu tidak melimpah, hanya sepiring nasi. Oleh karena itu, desa angker itu akhirnya diberi nama Desa Sepinggan.

Senin, 20 Februari 2017

Asal Usul Gunung Senujuh Sambas

SampanPesisir - Betapa gagahnya Gunung Senujuh, berdiri tegak bagaikan seorang tentara yang sangat hebat. Menjulang tinggi mencapai langit biru, menembus awan-awan lembut tanpa rasa takut. Gunung Senujuh berdiri sepanjang hari dan diapit 3 sungai nan indah, yaitu Sungai Sambas, Sungai Senujuh, dan Sungai Perigi Piai. Luasnya 585,90 hektar dengan panjang 12.628,50 meter penuh dengan warna hijau yang membuat mata menjadi sejuk.

Secara administratif, gunung ini terletak di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Menurut Stanley Karnow (1964) peta perjalanan migrasi bangsa Austronesia dari daratan Asia menuju pulau Kalimantan dan kepulauan Indonesia lainnya melalui semenanjung Malaka. Mereka yang menuju Kalimantan Barat, memasuki muara suangai Sambas dan Salako. Kelompok yang memasuki sungai Sambas, banyak bermukim di kaki bukit Senujuh.

Gunung Senujuh Sambas

Menurut Simon Takdir (2007) Kelompok Austronesia yang bermukim di kaki bukit Senujuh ini, karena jumlahnya kecil, akhirnya hilang karena ditaklukkan dan berbaur dengan penduduk yang lebih dulu datang ke daerah itu. Pembauran ini melahirkan nenek moyang suku yang disebut suku Kanayatn atau Rara dengan ragam-ragam bahasa mereka yaitu bakati�, ba nyam, dan ba nyadu�. Di kawasan ini, sekitar tahun 1291 berdiri sebuah kerajaan bercorak Hindu dan rakyatnya menganut agama tradisional dan Hindu (Kaharingan).

Menurut cerita rakyat Dayak Kanayatn, kawasan gunung Senujuh merupakan tempat tinggalnya Panglima Marabatn Ampor. Cerita lainnya, menyebutkan bahwa gunung Senujuh dijaga atau jelmaan dari 7 puteri yang melawan duate dari Sekadim untuk membuat gunung dalam satu malam.

Terlepas dari cerita tersebut, masyarakat Sambas pada umumnya meyakini jika gunung Senujuh yang berdiri kokoh menjulang tinggi itu terbentuknya melalui kisah asal usul yang menarik.

Kisahnya sebagai berikut:

Gunung Sinujuh terletak di dekat muara daerah Sejangkung, berkisar belasan kilometer dari kota Sambas. Gunung ini terbentuk karena konflik antara dua daerah yang memperebutkan satu wilayah. Pemimpin dari daerah Sebatok bernama Datok Siba dan pemimpin dari daerah Sinujuh bernama Ki Sinu, keduanya seorang petapa.

Awalnya dua daerah itu menjalin hubungan baik. Mereka tidak pernah memiliki permasalahan yang sampai memecah belah hubungan mereka. Hubungan mereka seperti kumbang dan bunga yang saling menguntungkan satu sama lain. Apabila ada permasalahan mereka saling membantu. Penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara bermufakat.

Di suatu hari, pimpinan daerah Sebatok yaitu Datok Siba dan pemimpin daerah Sinuju yaitu Ki Sinu pergi berburu bersama. Mereka berburu tidak jauh dari desa. Tak di sengaja mereka menemukan daerah/wilayah yang sangat subur. Di wilayah tersebuyt tumbuh berbagai jenis tumbuhan dan berbagai jenis hewan. Tanahnya subur, dan berdekatan dengan muara besar.

�Wah, subur sekali daerah ini. Banyak tumbuh-tumbuhan, hewan dan berdekatan dengan muara,� seru Datok Siba. �Bagaimana kalau kita buat pemukiman saja di sini?� Usul Ki Sinu. Datok Siba setuju.

Mereka pun pulang ke desa masing-masing. Keesokan harinya, Ki Sinu berkehendak pergi ke Desa Sebatok menemui Datuk Siba. Dia ingin membicarakan tentang pembagian wilayah yang ditemukan dekat muara besar kemarin.

�Datuk, bagaimana pembagian wilayah yang ada di dekat muara besar itu?� tanya Ki Sinu.

�Oh, itu soal mudah, karena aku yang menemukannya terlebih dahulu jadi wilayah milikku lebih besar dari wilayah milikmu. Lag! pula wargaku lebih ramai dari pada wargamu.� Jawab Datuk Siba.

Ki Sinu menjawab dengan memukul meja Datuk Siba, �Mana boleh seperti itu, kita harus bagi rata wilayah itu. Tidak boleh ada kurang tidak boleh ada lebih.�

Perdebatan berlangsung lama, Ki Sinu langsung pulang meninggalkan Desa Sebatok. Di tengah perjalanan dia berpikir untuk mendapatkan wilayah yang sama rata.

Keesokan harinya pergi lag! ke Desa Sebatok untuk menemui Datuk Siba. Sesampainya di rumah Datuk Siba, Ki Sinu langsung mengusulkan pendapat untuk menyatukan daerah mereka menjadi satu. Tetapi Datuk Siba menolak dapat tersebut. Datuk Siba langsung menyuruh Ki Sinu pulang. Ki Sinu pulang dengan perasaan marah. Di rumahnya, sepulang dari Desa Sebatok dia langsung memikirkan cara untuk merebut utuh wilayah dekat muara tersebut. Ternyata di saat kepulangan Ki Sinu, Datuk Siba juga memikirkan juga ingin merebut Desa Sinujuh.

Di suatu malam, seluruh warga Desa Sebatok menyerang Desa Sinuju. Tetapi di tengah perjalalan, mereka bertemu warga dari Desa Sinujuh yang juga ingin menyerang Desa Sebatok. Tidak sampai di desa, peperangan di mulai di antara Desa Sebatok dan Sinujuh. Peperangan itu tidak dapat dielakkan. Satu per satu warga desa Sebatok dan Sinujuh tewas. Warga dari kedua desa itu yang tersisa tidak lebih dari setengah warga dari warga desa awal.

Perbincangan pemimpin dari kedua daerah terjadi saat peperangan. Ki Sinu berkata, �Datuk, dari pada berperang yang dapat memakan banyak korban dalam waktu yang lama, lebih baik kita selesaikan dengan cara lain.�

�Tapi dengan cara yang bagaimana?� Tanya Datuk Siba.

�Lebih baik kita berlomba membuat gunung di wilayah dekat muara besar itu. Saya akan membuat di sebelah selatan muara dan kamu membuat di sebelah utara muara,� jawab Ki Sinu.

�Baiklah kalau begitu cara yang terbaik,� ujar Datuk Siba. Lomba tersebut selama satu bulan. Barang siapa gunungnya lebih tinggi, dia yang menang dan berhak memiliki daerah tersebut.

Dua hari berlalu, lomba membuat gunung pun dimulai. Dengan sangat gigih seluruh warga Desa Sebatok mengumpulkan batu dan tanah. Begitu pula dengan warga Desa Sinujuh.

Setelah dua minggu perlombaan, gunung-gunung yang mereka buat pun sudah tinggi. Gunung keduanya kurang lebih sama tinggi. Minggu ketiga tiba, ketinggian gunung mereka masih sama. Ki Sinu berpikir di dalam hati saat bekerja, kalau seperti ini kedudukan dan ketinggian gunung milikku dengan gunung miliknya akan sama. Oleh karena itu, saya harus bertindak dan berbuat sesuatu. Setelah berpikir panjang, ia menemukan sebuah ide.

Hari esok ditunggu oleh Ki Sinu. Setibanya di hari esok, ia langsung memerintahkan warga desanya membentangkan tinggi kain yang berwarna kehitam-hitaman agar tampak lebih tinggi. Selesailah tugas warga Desa Sinujuh dan waktu tinggal dua hari saja. Warga dari Sebatok masih bekerja keras. Salah seorang dari warga Desa Sebatok melihat gunung dari warga Desa Sinujuh sudah tinggi. Dia bernama Singgih. Dia langsung melaporkannya kepada pimpinannya yaitu Datuk Siba.

�Datuk, datuk, saya tadi tidak sengaja melihat gunung Desa Sinujuh, tampaknya sudah lebih tinggi dari pada gunung kita. Sedangkan waktunya tinggal dua hari lagi.� Seru Singgih kepada Datuk Siba.

�Oh, sudah tidak ada harapan lagi,� ujar Datuk Siba. Mereka pun menyerah dan tidak menyelesaikan gunungnya.

Karena kalah, Datuk Siba merasa malu karena gunungnya setengah jadi. Dia pun langsung menggelamkan gunung miliknya tersebut di muara besar dekat tempat ia membuat gunung. Datok Siba sangat kecewa, hingga suatu ketika ia mengetahui kebohongan dari gunung Ki Sinu.

Ternyata yang tinggi hanyalah kain hijau kehitam-hitaman yang menyerupai pohon-pohon rimbun. Datuk Siba sangat marah. Dia lalu bersumpah kepada Desa Sinujuh untuk hilang selama-lamanya setelah ia meninggal dunia.

Dua tahun berlalu, Desa Sinujuh bertempat di dekat muara yang dibuat gunung oleh warga Sinujuh tersebut. Di saat itu juga, Datuk Siba jatuh sakit dan tak lama kemudian ia meninggalkan dunia. Sesuai dengan sumpahnya, Desa Sinujuh hilang. Tetapi gunung yang dibuat warga Desa Sinujuh tidak hilang karena di dalam sumpah Datuk Siba tidak tercantum untuk menghilangkan gunung yang dibuat warga Desa Sinujuh. Karena gunung itu dibuat oleh warga Desa Sinujuh, hingga saat ini gunung itu dinamakan Gunung Sinujuh. Kesimpulannya adalah nama Sinujuh diambil dari nama sebuah desa yang membuat gunung tersebut.

Nah, demikianlah kisah Asal Usul Gunung Senujuh dan mitos yang mengelilinginya. Semoga dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran untuk kehidupan kita yang lebih baik.


Catatan:
Referensi penulisan artikel ini bersumber dari cerita lisan orang tua dan untuk memperkuat materi, penulis juga mengutip tulisan inti dari buku yang berjudul "Kunag-Kunang : Antologi Cerita Rakyat Selakau Timur" Edisi cetakan pertama, Oktober 2016. Balai Bahasa Kalimantan Barat.

Sabtu, 18 Februari 2017

Wedding Pontianak: Wedding Organizer Terbaik Untuk Event Pernikahan Anda

misterpangalayo.com - Wedding Pontianak, Pilihan Terbaik Wedding Organizer Untuk Event Pernikahan Anda. Salah satu moment sakral dalam hidup adalah moment pernikahan yang tak terlupakan, tentunya banyak calon mempelai ingin menjalaninya dengan penuh kebahagian. Wedding Pontianak hadir menjadi kebutuhan vital Anda sebagai perancang, pengatur dan pengarah acara pernikahan yang biasa disebut Wedding Organizer / Wedding Planner.

 

Dalam menentukan WO (wedding organizer) adalah hal yang tidak sembarangan. Di ibukota Kalimantan Barat, Wedding Pontianak adalah sebuah wedding organizer yang terpercaya dan berpengalaman di bidang wedding planning. Beralamat di Jl. Karimata No.25, Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Wedding Pontianak akan bertanggungjawab penuh atas amanah yang berikan agar semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik.

Wedding Pontianak memulai kiprahnya sejak 2014 dan banyak diakui sebagai wedding organizer yang terpercaya dan professional. Wedding Pontianak berkomitmen untuk membantu setiap pasangan pengantin dengan mengedepankan kedekatan secara PERSONAL agar terwujud pernikahan impiannya.

Lebih lagi bagi Anda yang membutuhkan pesta pernikahan meriah di sebuah tempat atau gedung dengan dekorasi keren nan indah, pastinya Anda membutuhkan pelayanan dari jasa Wedding Organizer Pontianak yang sudah professional. Perlu Anda ketahui bahwa setiap jasa wedding organizer memiliki konsep sendiri dalam konsep pernikahan, menu prasmanan sampai tata rias pengantin.



Bersama Wedding Pontianak, Wedding Organizer Terbaik Untuk Event Pernikahan Anda, tidak ada yang akan dirugikan di sini. Bila Anda menginginkan pelayanan terbaik, Wedding Pontianak selalu memberikan bukti berupa hasil produk atau portofolio, patokan harga, kualitas, reputasi dan pengalaman menangani pesta pernikahan.

Mengusung konsep yang fleksibel untuk semua kalangan, selalu up to date dan fresh, penuh inovasi dan ide kreatif, profesional dalam menjalankan tugas sebagai WO, menjadi modal utama Wedding Pontianak untuk merancang setiap event-nya. Anda akan menikmati pelayanan vendor terbaik dari Wedding Pontianak seperti : Pemilihan Lokasi / Gedung Pernikahan, Dekorasi Pelaminan, Make-Up Artist, Dokumentasi Foto & Video, Master Of Ceremony (MC) & Hiburan, Sound System And Singer, Catering Prasmanan Pernikahan. Dalam paket ini anda akan kami bimbing dalam memilih kebutuhan serta mengalokasikan dana agar jatuh lebih ekonomis.



Keuntungan menggunakan jasa Wedding Pontianak : 

  • Informasi lengkap dan terpercaya
Wedding Pontianak sebagai wedding organizer terpercaya akan memberikan informasi detail tentang produk jasa yang dijualnya dan hasil portofoli yang akan memberikan sugesti positif kepada Anda untuk menggunakan jasa Wedding Pontianak. Anda berada dalam layanan ONE STOP SERVICE ketika bersama Wedding Pontianak. Bertanggung jawab dan selalu menjaga kepercayaan Anda.

  • Selalu Tanyakan Kepada Kami
Jangan pernah malu untuk bertanya dan Anda juga harus berani mengutarakan pendapat maupun pertanyaan kepada kami Wedding Pontianak, terutama mengenai konsep atau tema pernikahan Anda. Bagi Anda yang berorientasi pada penghematan biaya pernikahan, namun tetap ingin menggunakan jasa Wedding Pontianak, kami akan tetap memberikan solusi yang terbaik.

  • Bicarakan Rancangan Dana Yang Anda Dimiliki
Bersikap terbuka tentang budget yang direncanakan, kami akan memberikan solusi yang tepat dan pastinya pesta pernikahan Anda akan berjalan sesuai yang direncanakan dan menjadi kenangan untuk orang, Anda dan pasangan, keluarga, maupun para tamu yang hadir. Pentingnya konsultasi terkait rencana anggaran yang Anda sediakan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan kepada kami, agar membantu Anda dan kami, untuk dapat mencapai perencanaan yang disepakati, sehingga tidak akan ada yang merasa dirugikan.

  • Fleksibel Waktu
Rutinitas dan kesibukan Anda tidak dapat ditinggalkan. Kami akan membuat segala sesuatu menjadi mudah dalam merencakan pesta perkawinan. Anda bersama pasangan hanya memberikan sedikit waktu luang diluar kesibukan Anda dan pasangan, karena kamilah yang akan mempersiapkan segalanya hingga hari H pernikahan.

  • Mempersiapkan Anggaran
Keuangan dalam perencanaan pernikahan sangatlah penting, kami selalu mendiskusi berapa biaya yang akan dikeluarkan dan disepakati bersama dalam memilih vendor yang diinginkan. Jangan sampai akan menjadi beban nantinya, ada baiknya segala sesuatu mengenai anggaran telah disiapkan sedini mungkin sebelum pesta dimulai.


Jangan sampai salah dengan pilihan jasa wedding organizer, lewat pemilihan jasa yang tepat maka Anda membuat satu kemajuan akan kesuksesan acara pernikahan Anda nantinya. Pastikan dulu kejelasan dari setiap penyedia jasa wedding organizer sebelum benar-benar menggunakannya, jangan sampai Anda tertipu dengan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan jasa wedding organizer.  

Wedding Pontianak, Wedding Organizer Terbaik Untuk Event Pernikahan Anda

***


web : http://www.weddingpontianak.com

Telp: (0561) 571254
HP : +62 85750929992 (WA)
PIN BBM : 2bb8d58c
Email : CS@weddingpontianak.com / marketing@weddingpontianak.com
Instagram : https://www.instagram.com/weddingpontianak/
Facebook : https://www.facebook.com/weddingponti/

Atau bisa langsung menuju ke lokasi Wedding Pontianak di bawah ini


*Disclaimer: Semua gambar dalam artikel ini adalah dokumentasi pribadi Wedding Pontianak

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *