Blog untuk Pendidikan

Rabu, 16 November 2016

Asal usul Sungai Kapuas

SampanPesisir - Sudah pernah ke Kalimantan Barat? Nah, di Kalimantan Barat terdapat suatu sungai yang lebar dan sangat panjang, sungai ini terkenal di seluruh Indonesia. Nama sungai ini yaitu Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Sungai ini banyak cabangnya, alias anak sungainya. Satu di antara cabangnya adalah Sungai Kawat. Lalu pertanyaannya, mengapa disebut dengan Sungai Kawat? Baiklah penulis akan bercerita sedikit ya.

Sumber gambar: m.monitorday.com



Sungai Kawat terletak di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Pada zaman dulu, ketika Kota Sintang baru didirikan oleh Djubair I, hiduplah seorang nelayan sungai dengan istri dan anak-anaknya, mereka tinggal tidak jauh dari Sungai tersebut. Keluarga nelayan itu tergolong keluarga yang tidak mampu. Setiap hari sang Ayah hanya menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan. Kadang-kadang rezeki hasil tanggapannya banyak kadang juga tidak, sehingga ada kalanya dia tidak mendapatkan ikan seekorpun juga.

Suatu hari, nelayan itu pergi memancing, ia membawa dua buah pancing. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemungkinan jika pancingnya putus, dia masih dapat menggunakan pancingnya yang satunya lagi.Dia mulai mendayung perahunya masuk ke Sungai Kawat (saat itu belum ada namanya). Setelah pancing itu diberi umpan, pancing itu diulurkannya ke sungai itu kemudian dia menunggu pancingnya dimakan ikan. Matahari mulai tinggi, namun tidak seekor ikanpun yang mendekati pancingnya, apalagi untuk memakan umpannya. Akan tetapi, dia itu tidak cepat berputus asa. Telah beberapa kali dia berpindah tempat di sungai itu, tetapi keadaannya sama saja. Sebelumnya dia bertekad bahwa jikad ia pulang ke rumah, dia harus rnembawa ikan untuk anak dan istrinya walaupun hanya seekor.

Ketika hari sudah mulai sore, dia mendayung perahunya lebih ke hulu sungai dengan harapan di sana ada ikan yang akan memakan pancingnya. Di sebuah teluk kecil yang banyak batunya, nelayan itu berhenti.tanah di sekitar tempat itu berlumut dan ditumbuhi pohon-pohon.kayu yang sangat besar.

"Mungkin di sini banyak ikannya," harapan nelayan itu.

Dia mulai mengganti umpan pancingnya dengan umpan yang baru. Kemudian pancing itu diulurnya ke dalam sungai. Setelah begitu lama dia menunggu, tidak ada tanda-tanda pancingnya akan ditarik oleh ikan. Ketika matahari hampir terbenam dan nelayan itu akan pulang, tiba-tiba pancingnya ditarik dengan keras dari dalam air. Nelayan itu mengangkat pancingnyadan sekaligus menyentaknya ke atas.

Sumber gambar: Kompas



"Ah, besar sekali ikan ini," dugaan si nelayan ketika menarik pancingnya.

Ikan itu menyangkut di pancing dan menarik tali pancing itu ke sela-sela batu yang ada di tepi sungai. Tali pancing terus diulur lebih panjang oleh si nelayan agar pancing itu tidak putus. Ketika tarikan dari dalam air mulai melemah, nelayan itu menarik kembali tali pancingnya ke atas. Pada saat si nelayan sedang menarik pancingnya, tali pancing itu ditarik kembali dari dalam air mengarah ke tengah sungai. Dengan cepat, nelayan itu mengulurkan pancingnya kembali agar tidak putus.

Ketika itu hari mulai gelap. Ditambah lagi, daun-daun yang rimbun menambah kegelapan di tempat itu. Nyamuk-nyamuk yang mengerubungi si nelayanpun tidak dihiraukannya. Pikirannya hanya tertuju pada ikan yang akan diperolehnya.

Pada saat tarikan dari dalam air ke tengah sungai, perahunya itu ikut tertarik ke tengah sungai. Teluk sungai itu cukup dalam. Warna airnya tampak kehitam-hitaman karena hari telah gelap.

Akhirnya, tarikan dari alam air mulai melemah. Dia mulai menarik kembali tali pancingnya ke atas. Akan tetapi, ikan itu belum tampak. Nelayan itu lebih berhati-hati agar ikannya tidak lepas dari mata pancingnya.

Lama kemudian, ketika seluruh tali pancingnya telah terangkat, tidak seekor ikan pun yang terlihat. Yang menyangkut pada pancingnya itu hanya ujung tali kawat.

"Wah, ikannya lepas," kata si nelayan.

Tangannya menjangkau ujung kawat yang menyangkut di pancingnya. la mengamati ujung kawat itu dalam keremangan malam. Tampak olehnya kawat itu berwarna kekuning-kuningan. Setelah diketahui bahwa kawat itu adalah kawat emas, ia mulai menariknya.

Satu depa, dua depa, ia merasa belum cukup juga. Padahal kalau ia mau bersyukur dengan satu dua depa saja hidupnya akan berkecukupan, tidak akan menderita kemiskinan. Namun sifat serakah telah merasuki dirinya. la ingin menjadi orang paling kaya di kampungnya. Maka ia ingin mendapatkan kawat emas itu sebanyak-banyaknya. la terus menarik dan menarik kawat itu dari dalam sungai. Meskipun sudah lama ia menariknya,.kawat itu belum juga habis.

"Wahh, panjang sekali kawat ini. Aku akan menjadi orang paling kaya di seluruh dunia," pikir si nelayan.

Dia terus menarik kawat itu tanpa menghiraukan hari semakin gelap. Sampannya telah penuh-dengan gulungan kawat emas. la terus menarik dan menarik kawat emas yang tidak habis-habisnya itu.
Dari dalam air terdengar suara, "Sudaaaaaaaah, sudahlah, potong saja kawatnya."

Namun, si nelayan tidak menghiraukan suara itu. la terus menarik dan menarik kawat itu karena ia ingin cepat menjadi kaya raya.Lalu terdengar lagi suara dari dalam air memperingatkannya untuk kedua kalinya.

"Potooooooooong, potong sajaaaaaaaa ...!"
"Berhentiiiiiii...! Jangan diteruskaaaan!"

Akan tetapi, nelayan itu tetap saja tidak peduli. Karena perahu nelayan itu sudah terlalu penuh dengan kawat emas maka air pun mulai masuk.

Si nelayan yang telah menjadi rakus tetap belum berhenti menarik kawat. Sementara perlahari-lahan air terus merambat ke dalam perahu. Nelayan itu baru sadar setelah air benar-benar telah memenuhi perahu. Namun terlambat sudah, seketika itu juga perahu itu tenggelam bersama si nelayan ke dasar sungai. Nelayan itu tidak pernah timbul, ia mati di dasar sungai akibat keserakahannya yang berlebihan. Itulah sebabnya sungai itu dinamakan Sungai Kawat.

Adakah pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita tersebut? Ada, janganlah serakah terhadap apa yang sudah menjadi milik kita. Selanjutnya pembaca yang menyimpulkannya yaa. J Semoga bermanfaat yaa..

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *