Blog untuk Pendidikan

Minggu, 20 November 2016

Contoh Skenario Film Tugas Bahasa Indonesia "Cerita Hang Kuril Raja Batu Kecubung"

Pada zaman kerajaan kuno, hiduplah seorang Raja bernama Raja Hang Kuril Batu Kecubung. Kerajaan yang sangat kuat pada saat itu. Raja yang sangat egois yang mau menang sendiri.

Ketika ingin makan siang pembantu yang bernama Aminah sedang mengiris bawang merah, datanglah pengawal Raja Kuril yang bernama Boker.


Sumber gambar: IlmuSosial.net

Boker : Hai minah, bisa saya bantu?

Aminah : Tidak perlu, saya bisa sendiri.

Boker : Aah, yang benar?

Aminah : Jangan khawatir, saya sudah biasa begini boker. Lanjutkan saja pekerjaanmu.

Aminah yang sedang mengiris bawang, tiba-tiba Aminah menjerit karena terluka.

Aminah : Ssstt, aduh.

Boker : Ada apa minah? (Sambil Boker menghampiri Aminah)

Aminah : Tangan ku terluka. (Riki membalut luka dengan sapu tangan yang dibawanya)

Boker : ya sudah, aku saja yang mengantarkan makanan ini untuk Tuan, kamu tetap di sini.

Aminah : Tidak apa-apa boker, tidak usah repot-repot aku bisa sendiri.

Aminah meninggalkan Boker kemudian, pergi ke tempat makan Raja Kuril.

Saat makan siang keluarga Raja Kuril bersama istrinya dan dua anaknya.Sa’diah mengambil lauk terlebih dahulu.


Kuril : Kau ini anak raja, setidaknya kamu bersikap sopan.

Sa’diah : Iya ayah.

Pian : Emosi orang kampung ?

Kuril : Kebiasaan kamu, jaga mulutmu !!

Pian : Aa yang benar?? (Raja Kuril pun menghentakkan tangan ke meja)

Tina : Kalian ini dua bersaudara, harusnya kalian akur. Tidak seperti ini, setiap hari selalu bertengkar.

Pian : Siapa yang buat ayah marah?

Sa’diah : Kamu yang buat ayah marah!!

Pian : Kamu!! (Sambil menunjuk Sa’diah)

Tina : Ya sudah bunda tidak ada lagi nafsu makan, kalian ini. (Dengan wajah acuh tak acuh)

Pian : Kalau tidak ada nafsu makan, minum aja bunda.

Setelah mereka makan siang, Raja Kuril duduk di kursi datanglah Boker melapor kepada Raja Kuril bahwa keadaan kerajaan aman-aman saja.

Boker : Ampun beribu-ribu ampun, saya ingin melapor tuan.

Kuril : Ada apa pengawal?

Boker : Saya melaporkan bahwa keadaan kerajaan aman-aman saja.

Kuril : Bagus, bagaimana dengan rakyat kita? Apakah lancar membayar pajak kepada kita?

Boker : Semuanya aman tuan, semua rakyat taat bayar pajak.

Kuril : Pengawal, kita ada undangan bisnis di kerjaan Pasir Bergantung.

Boker : Siap tuan, apakah kita perlu membawa beras? Mungkin perjalanan kita sampai berhari-hari.

Kuril : Ya boleh saja, kamu siapkan pasukan pengawal untuk persiapan berangkat.

Boker : Baik tuan.

Sang Raja Kuril dan puluhan pengawal berangkat ke kerajaan Pasir Bergantung.

Keesokkan harinya terdengar suara rintihan dari dapur, ternyata suara Aminah. Sa’diah yang tidak sengaja lewat di dapur mendengar suara itu kemudian ia menghampiri Aminah.


Sa’diah : Kamu kenapa bi’? Toloong-tolong. (Tina datang menghampiri mereka)

Tina : Ada apa dengan aminah?

Sa’diah : Saya tidak tau bunda, tiba-tiba bibi seperti ini.

Tina : Panggilkan abang mu.

Sa’diah : Baiklah bunda, tunggu sebentar.

Tina : Cepat nak.

Sa’diah berlari memanggil abangnya di halaman rumah, sementara Tina berusaha menyadarkan Aminah.

Tak lama kemudian datanglah Sa’diah bersama Pian .


Pian : Ada apa bunda memanggil ku?

Tina : Aminah sakit, kita harus membawanya ke tabib untuk berobat.

Pian : Sakit ya ? Kasi dia kaus kaki saja, supaya dia sadar.

Tina : Hiiss kamu, ini serius!!

Pian : Iya bunda, maaf.

Mereka pun pergi membawa Aminah ke rumah tabib termahsyur di kerajaan Batu Kecubung. Untuk menyembuhkan Aminah tabib menyuruh mereka membuat ramuan dari akar kecepuk yang hanya dimiliki raja Kuril. Kondisi Aminah yang semakin parah membuat Sa’diah memberanikan diri untuk mengambil akar cepuk milik ayahnya, walaupun Sa’diah tahu akibat dari perbuatannya itu. Namun Pian tidak setuju dengan tindakan Sa’diah tapi, Sa’diah tetap bersikeras melakukan itu, walau Pian mengancam akan memberitahukannya kepada ayahnya
Pian : Sudah, jangan ambil akar kecepuk itu, biarkan saja dia mati. Toh, dia Cuma pembantu.

Tina : Tega sekali kau berkata seperti itu. Kemana anakku yang dulu?

Pian : Aku masih seperti dulu. Justru aku berkata seperti itu untuk menyelamatkan kalian. Bundakan tahu ayah seperti apa dia tidak peduli Sa’diah darah dagingnya atau bukan.

Sa’diah : Aku tidak peduli, ini soal nyawa. Beginikah kau membalas jasa-jasanya.

Pian : terserah kamu saja tapi, jangan salahkan aku bila sesuatu terjadi padamu.

Tina : Sudah, Sa’diah jangan kau pedulikan omongan abang mu. Cepat, ambil akar itu.

Sa’diah berlari kekamar ayahnya untuk mengambil akar kecepuk kemudian, membawa akar itu ke bundanya.

Sa’diah : Ini bunda akar cepuknya.

Tina : Cepat kamu rendam dengan air nak.

Sa’diah : Iya bunda. (Sa’diah merendamnya dengan air hangat yang ada di dekatnya)

Sa’diahpun memberikan rendaman air akar cepuk itu kepada Tina. Secara pelan-pelan Tina meminumkan air akar cepuk kepada Aminah.
Tina : Minum ini, Aminah.

Aminah : Iya ratu.

Sa’diah : Bunda, ayah besok sudah datang, kalau ayah bertanya ke mana akar cepuknya, kita harus jawab apa?

Tina : Yahh, bilang saja mungkin saja hilang.

Sa’diah : Secepat itukan ayah percaya?

Tina : Kamu tenang saja, ibu yang akan membujuknya.

Sa’diah : Baiklah bunda.

Keesokan harinya, Raja Kuril datang ke istananya. Saat ia datang, ia langsung mencari akar cepuk karena kerajaannya sedang dalam masa gawat, musuh-musuh dari kerajaan Batu Pelangi akan menyerang kerajaannya.


Kuril : Bunda!!

Tina : Ada apa yah? Baru datang sudah emosi begitu.

Kuril : Akar cepukku mana?

Tina : Di sana, biasanya ayah taruh disana.

Kuril : Tidak ada bunda, siapa yang mengambilnya!!

Tina : Tidak tau yah, tidak ada orang yang berani masuk ke ruang ini.

Kuril : Kerajaan kita sedang dalam gawat, kalau tidak ada akar itu kerajaan ini bisa hancur.Kalau aku tau siapa mencurinya, ayah tidak segan-segan memancungnya!!

Raja Kurilpun meninggalkan istrinya. Kemudian, Raja Kuril merasa sangat gelisah dengan hilangnya akar cepuknya.


Kuril : Pengawal, kamu harus mencari siapa yang mencuri akar cepukku, jika ditemukan kita akan pancung orang itu!!

Boker : Ampun beribu-ribu ampun tuan, di mana saya harus mencarinya?

Kuril :Dasar pengawal bodoh!!!!!! Kalau aku siapa yang mencurinya, pasti aku tidak akan menyuruh kamu mencarinya. Sekarang, kamu periksa seluruh istana!!

Boker : Baik lah tuan.

Lalu datang Pian memberitau Raja Kuril, kalau yang mengambil akar kecepuk adalah Sa’diah. Tapi, Aminah mengintip pembicaraan Raja Kuril dan Pian.

Pian : Ampun ayahanda.

Kuril : Ada apa anakku?

Pian : Ampun ayahanda, saya ingin memberitau kalau yang mengambil akar cepuk itu adalah Sa’diah..

Kuril :Apakah kamu yakin adikmu yang mengambilnya.

Pi’an :Yakin yah, aku sendiri yang melihat dia mengambilnya

Kuril : Pengawal !! Cepat cari Sa’diah, bawa dia ke sini kita pancung sekarang!!

Boker : Baik tuan.

Aminah yang tak sengaja bergegas memberitau Sa’diah dan bundanya bahwa mereka akan dipancung oleh Raja Kuril.

Aminah : Maaf ratu, sebaiknya ratu cepat pergi karena tuan raja akan memancung ratu dan sa’diah.

Sa’diah : Bunda, ini gawat, kita harus segera pergi dari sini, cepat!!

Sa’diahpun menarik bundanya, lalu mereka pergi meninggalkan istananya.
Selang beberapa waktu, Boker datang mencari Sa’diah dan bundanya tapi Sa’diah dan bundanya sudah pergi dahulu. Boker melaporkan hal itu kepada Raja Kuril.

Boker : Ampun beribu-ribu ampun tuan, Sa’diah bersama ratu sudah pergi.

Kuril : Kita harus kejar dia, cepat!!

Dengan penuh rasa kemarahan Raja Kuril bersama Boker bergegas mengejar Ratu Tina dan Sa’diah yang kabur ke padang pasir dengan membawa Celurit.



Berlari-lari, Ratu Tina dan Sa’diah sambil menangis. Terdengar suara angin kencang yang menyeramkan, lalu Raja Kuril dan pengawalnya meninggal dunia karena di bawa angin itu. Ratu Tina dan Sa’diah selamat dari angin tersebut, merekapun sangat bersyukur karena selamat dari angin yang kencang.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *